![]() |
Meskipun Didera Kesulitan Hidup, Keluarga Nunung Berupaya Sabar Merawat Putrinya. Foto Zain |
Bima,
Berita11.com— Hari mulai beranjak siang, beberapa orang larut dalam
aktivitasnya masing-masing. Seorang ibu menggendong Balita, tak jauh dari
sebuah bangunan. Hanya beberapa meter dari kediamannya. Senyumnya merekah saat
cahaya kamera menyambar. Di pangkuannya seorang bayi terlihat tak berdaya.
Matanya sayu menatap kosong tidak mengerti arti senyuman ibunya.
Bayi itu adalah Dina Al Adwian, buah hati pasangan Nasrullah dan
Nunung, warga Desa Risa Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Usianya sudah empat
tahun. Namun tak seperti Balita pada umumnya menghabiskan waktu untuk berlari
dan bermain, hingga kini Dina belum mampu duduk atau berdiri. Itu terjadi sejak
usia Dina menginjak sembilan bulan silam.
Nunung menceritakan, kondisi aneh yang dialami putrinya belakangan baru diketahui sebagai penyakit lumpuh.
Beberapa bulan setelah dilahirkan, Dina mengalami panas dan kejang-kejang. Saat
itu, sempat membawa ke RSUD Bima untuk dirawat. Namun beberapa hari setelah dirawat
tidak ada perubahan. Dokter malah menvonis jika syaraf otak Dina sudah putus
sehingga membuatnya lumpuh.
“Mau rawat lama kondisi keluarga juga tidak memungkinkan.
Terpaksa jadinya dibawa pulang,” katanya beberapa saat setelah Berita11.com memulai wawancara.
Meskipun demikian, Nunung dan suaminya tak pernah putus asa. Ia tetap
berusaha rutin membawa putrinya berobat walaupun kehidupan ekonomi keluarganya
serba terbatas. Baginya, secercah harapan selalu ada agar anaknya sembuh.”Sekali
seminggu tetap bawa ke doktor untuk fisioteraphhy,” katanya.
Bagi keluarga Nunung, hidup memang sulit dan terkadang tidak
adil. Saat pemerintah mengampanyekan berbagai program asuransi kesehatan gratis
untuk warga miskin, keluarganya justru tidak pernah merasakan kemudahan dibantu
pemerintah. Selama ini ia selalu berupaya menyisihkan pendapatan suaminya hasil
menjadi buruh bangunan untuk biaya berobat. Walaupun untuk kebutuhan makan
serba terbatas dan kadang terpaksa hutang di tetangga.
Hampir empat tahun ia mencoba tegar merawat putrinya Dina. Bagi Nunung
setidaknya masih ada asa untuk orang yang selalu berupaya tabah, pantang
menyerah seperti dirinya. Walaupun untuk menggapainya terkadang harus melewati
tembok-tembok curam yang angkuh. (ZN)