Bima, Berita11.com— Kepala UPT Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan
(Dispertapa) Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, Akhyar Anis, S.Pt membantah
pernyataan Kepala Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Hj.
Atikah S.Pt yang menyebutkan 70 persen lahan tanaman kedelai di wilayah
setempat gagal tumbuh.
“Jadi itu saya pikir kesimpulan yang terlalu dini dan sangat
keliru,” ujar Akhyar kepada Berita11.com di Madapangga, kemarin.
Menurut Akhyar, penentuan kurangnya daya tumbuh tanaman bukan
sepenuhnya disebabkan oleh benih kedelai yang berasal dari penangkar. Namun ada
faktor lain seperti, metode tanam dan perlakuan petani terhadap benih.
"Contoh pada kasus di Desa Tonda. Ada dua petak sawah
misalnya, satu ditanam dengan cara tugal dan satu dengan cara ditabur. Nah
ditugal ini tumbuh. Padahal benihnya sama, varietasnya sama dan waktu tanamnya
juga sama,” kata Akhyar.
Kata Akhyar, vonis buruk terhadap benih kedelai tidak mesti
secara serampangan. Walaupun pada sisi lain ia mengakui kualitas benih
berpengaruh besar terhadap daya tumbuh tanaman. “Artinya ini menunjukan tidak
serta-merta kita menvonis dan mengambinghitamkan benih. Walaupun memang harus
kita akui, besar kemungkinan tidak tumbuh ada faktor benih juga,” katanya.
Ia menjelaskan ada kombinasi beberapa faktor yang menyebabkan
rendahnya daya tumbuh kedelai. Pertama pada mutu benih. Di luar kemasan telah
dicantumkan daya tumbuh varietas yang disertifikasi Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih (BPSB) sebesar 74 persen. Secara teknis diasumsikan dari 100
biji yang ditanam dipastikan 26 biji tidak akan tumbuh.
"Yang kedua dari perlakuan para petani. Karena hampir semua
lokasi kita turun langsung dengan Babinsa dan pemerintah desa setempat, petani
memakai metode tebar,” ujarnya.
Ia mengakui, akibat kondisi tersebut petani di sejumlah Desa di
Kecamatan Madapangga beralih menanam kacang hijau. "Di desa Tonda dan sebagian
desa lainnya bukan saja tidak tumbuh. Tapi ada yang menganti dengan tanaman
kacang hijau,” katanya.
Akhyar memperkirakan dari 1060 hektar total lahan hanya 30 persen saja yang bermasalah. “Total
benih yang kita bagi 58 ton untuk 57 kelompok petani. Kita perkirakan cuma 30
persen saja yang mengalami,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala BP3K Kecamatan Madapangga, Hj. Atikah S.Pt menyebutkan
70 persen dari total 1060 hektare lahan tanaman kedelai pada program musim kemarau
satu (MK-1) mengalami masalah pertumbuhan. “Secara keseluruhan yang mengalami
daya tumbuh rendah ada 70 persen di wilayah kita," jelasnya. (ID)