Bima,
Berita11.com— Dinas Pertanian, Tanaman Pangan (Dispertapa) dan Hortikultura Kabupaten
Bima optimis program cetak sawah baru seluas 4575 hektar di Kabupaten Bima akan
mampu dituntaskan akhir Agustus 2016 ini. Saat ini realisasi pekerjaan proyek
tersebut secara komulatif sebanyak 4098 hektar.
Kepala
Dispertapa dan Hortikultura Kabupaten Bima, Ir. Muhammad Tayeb, mengatakan, jika berdasarkan data TNI ketuntasan pekerjaan
sebanyak 4300 hektar lebih. Namun berdasarakan data pengukuran dinas setempat
realisasinya masih rendah dari angka tersebut. Namun lebih dari 80 pekerjaan
cetak sawah baru sudah tuntas.
“Tapi hasil
pengukuran kita itu lebih rendah. Dia (TNI) harus mengikuti pengukuran kita. Ini
bisa final, insya Allah bisa final akhir Agustus. Kemarin kita rapat untuk
mengejar target itu. Kita minta PU agar
bisa menyelesaikannya dengan target waktu dari pemerintah pusat,” ujar Tayeb
kepada Berita11.com di Dispertapa Hortikultura, Kamis (20/8/2016).
Menurut Tayeb,
sikap tegas dinas setempat terhadap pelaksana cetak sawah baru guna memastikan
pekerjaan sesuai petunjuk. Secara rutin dinas setempat bersama 64 orang tim
pengawas mengecek pekerjaan pencetakan sawah baru. Uang muka atau pencairan
anggaran untuk pelaksana sudah mencapai 30 persen. Saat ini Dispertapa dan
Hortikultura sedang mengurus pencairan tahap kedua.
“Untuk termin
kedua sudah kita urus di provinsi, karena pencairannya di provinsi. Tinggal menunggu
dari provinsi,” katanya.
Tayeb
menjelaskan, pada awalnya program cetak sawah baru di Kabupaten Bima memang
ditargetkan 5.500 hektar, namun anggaran
untuk pencetakan sawah itu dikurangi pemerintah pusat, sehingga yang akan
dicetak hanya 4.575 hektar. Saat ini tahap penyelesaian pekerjaan tinggal proses
pembuatan pematang, membeni lahan miring atau membersihkan vegetasi yang
menganggu.
Diakuinya, ada beberapa kendala yang dihadapi
pelaksana pada proses pencetakan sawah baru, diantaranya kendala medan yang
jauh. Beberapa lokasi belakangan diketahui masuk di kawasan hutan. Pelaksanaan program
berdasarkan SID. Dalam hal ini dinas melibatkan lembaga penelitian Universitas
Mataram sebagai konsultan.
“4098 ini
masih kita genjot. Mudah-mudahan dalam waktu 15 ini bisa digenjot sampai 31
Agustus. Rumor di lapangan itu ada yang lapor kenapa belum dikerjakan atau
berantakan. Memang pekerjaan belum selesai masih dalam tahap finishing,”
katanya.
Diungkapkan
Tayeb, pasca pencetakan sawah baru, 25 hektar diantaranya sudah mulai
dimanfaatkan oleh petani di wilayah Tambora. Pemanfaatan lahan baru yang
dicetak diproyeksikan mulai dilakukan petani November 2016 mendatang. Karena sebagian besar area yang dicetak merupakan
lahan tadah hujan.
“Kita sedang
mengirim surat ke BWS agar bisa menyediakan bor air di sekitar itu bagi
daerah-daerah yang tidak memiliki air. Saya sudah komunikasi dengan Kepala BWS
di Mataram. Bagaimana daerah yang sudah cetak tapi tidak ada air tapi bisa
dibantu,” katanya.
Menurut mantan
sekretaris pada dinas yang sama ini, cetak sawah baru tak selalu identik
tersedia air. Lahan baru pasca dicetak bisa dimanfaatkan petani untuk menanam
komoditi lain seperti bawang merah.
“Kalau sudah ada
air tanpa ada pencetakan itu, petani cetak sendiri. Tapi jangan dibayangkan
oleh kita setiap cetak itu harus ada airnya. Sekarang musim hujan nanti wajib
mereka tanam padi, ketika musim kemarau mereka tanam bawang,” katanya. (US)