![]() |
Puluhan Petani di Kecamatan Woha Menjarah Pupuk untuk Kabupaten Dompu. Foto Berita11.com |
Bima,
Berita11.com— Selain langka, harga pupuk urea di wilayah Kabupaten Bima kian
meroket. Sepekan terakhir harganya bahkan sudah mencapai Rp150 ribu. Padahal biasanya
paling mahal Rp90 per sak.
Kondisi pupuk
yang mahal dan langka, juga tak ayal berpotensi memicu ketegangan dalam lingkup
petani di Kabupaten Bima.
Petani asal
Kecamatan Belo, Syamsuddin mengungkapkan, sudah lebih dari sepekan harga pupuk
urea mencapai Rp150 ribu per sak. Padahal harga eceran tertinggi yang
ditetapkan pemerintah hanya Rp90 ribu per sak. Harga itu diperkirakan terus
melonjak seiring masa pemupukan tanaman yang sedang dilakukan para petani.
“Tanaman padi
yang sudah berumur 20 hari masa tanam semestinya harus mulai dilakukan
pemupukan menopang masa pertumbuhan tanaman padi. Tapi bagaimana harga pupuk
mahal, belum lagi langka,” katanya kepada Berita11.com di Belo, Sabtu
(6/1/2018) lalu.
Menurut Syamsuddin,
harga pupuk yang mahal “mencekik” petani. Apalagi di tengah aktivitas pemumpukan
yang mulai intens dilakukan petani. Akibat kelangkaan pupuk, produksi pertanian
tidak maksimal.
“Harga pupuk
sekarang melebihi harga eceran tertinggi. Biasnya pupuk yang bersubsidi dengan
harga 90 ribu satu sak, namun sekarang merangkak naik dua kali lipat,” ujar
Syamsuddin.
Petani lain,
Ismail juga mengeluhkan hal yang sama. Ia berharap dinas terkait mengawasi
ketat penyaluran pupuk. Jangan sampai ada oknum atau spekulan yang bermain di
balik mahal dan langkanya pupuk yang dibutuhkan petani.
“Kalau begini
terus, kami kuatir pertumbuhan padi akan terhambat. Apalagi pasokan pupuk belum
ada kepastian. Pemerintah harus segera mengatasi masalah ini,” tandasnya.
Persoalan pupuk
juga dikeluhkan sejumlah petani di Kecamatan Soromandi dan Kecamatan Donggo
Kabupaten Bima. Bahkan sebagian petani yang awalnya hendak memanfaatkan lahan
tegalan untuk tanaman jagung mengurunkan niat sehingga menyewakan lahan untuk
orang lain.
“Kalau pupuk
mahal itu masih mendingan, kita akan berupaya menebusnya. Tapi yang jadi
masalah keberadaan pupuk sekarang ini langka. Jadi banyak petani yang lelang
tanahnya, batal menanam jagung, kuatir tidak kebagian jatah pupuk,” ujar Erwin,
petani asal Kecamatan Donggo.
Masalah kelangkaan
pupuk juga memicu sejumlah petani di Kecamatan Bolo menjarah jatah pupuk untuk
Kecamatan lain di Kabupaten Bima. Masalah pupuk dihadapi petani nyaris setiap
wilayah di Kabupaten Bima. (RF/AN)