Bima,
Berita11.com— Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi
Partai Amanat Nasional (PAN) Daerah Pemilihan Provinsi NTB, H. Muhammad
Syafrudin, ST MM, kembali hadir di tengah-tengah masyarakat mendorong semangat
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui sosialisasi empat pilar kebangsaan.
Sosialisasi diikuti camat, kepala desa, Babinsa,
Bhabinkamtibmas, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda ratusan orang.
Kegiatan berlangsung di Aula Desa
Rasabou, Kacamatan Tambora, Kabupaten Bima, Selasa (15/1/2019) siang.
Dalam
penyampaianya, Syafrudin menjelaskan bahwa sosialisasi Empat Pilar MPR
(Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) merupakan kegiatan inti
dari MPR RI.
Menurut
Syafrudin, Negara Indonesia harus tetap berdiri kokoh dan tidak boleh bergeser
sedikitpun. Negara Indonesia juga terdiri dari beragam suku, agama, bahasa dan
kebudayaan yang terbentang luas dari Sabang hingga Merauke. Maka, diwajibkan
untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Dari sabang
sampai merauke, beribu-ribu pulau, berbeda-beda bahasa, siapapun orangnya kita
harus taat terhadap Indonesia dan kita punya kewajiban bahwa Indonesia tidak
boleh bergeser satu centi pun,” imbuhnya.
Syafrudin
memaparkan bahwa pentingnya memberikan pencerahan kepada seluruh warga
Indonesia tentang Pancasila dan UUD 1945 sebagai pondasi nasionalisme dan juga
sebagai karakter kita selaku bangsa yang besar. Semua tatanan berbangsa dan
bernegara wajib melihat Pancasila sebagai guide.
“Sila pertama,
tentang keagamaan, sila kedua kemanusiaan, sila ketiga persatuan Indonesia,
sila keempat kebijaksanaan dan sila kelima tentang keadilan. Dalam Pancasila
ada Undang-Undang yang mengatur, mulai dari peralihan, perubahan sampai menjadi
Undang-Undang tapi pada intinya Pancasila dan UUD semuanya mengatur berbangsa
dan bernegara,” paparnya.
Demi menjaga
keutuhan persatuan berbangsa dan bernegara, Syafrudin mengajak warga untuk
tidak mudah terprovokasi oleh dinamika politik yang menjadikan NKRI terpecah
belah.
“Yang terpenting jangan lupa Indonesia, meskipun kita melihat dinamika politik di televisi maupun membaca di media manapun itu hal yang biasa, yang penting kita tetap bersatu menjaga keutuhan Indonesia," tandasnya. [RIS]